UX Case Study: Bank Jago Last Wish Feature | Asuransi Jiwa untuk Anak Muda

Ginanjar Ramadhan
5 min readOct 24, 2021

--

UI Design Jago Last Wish

Introduction

Jago merupakan salah satu aplikasi finansial yang terus meningkatkan kemudahan pengguna untuk mengatur keuangan. Sesuai dengan moto-nya:

“Atur keuangan jadi mudah, kolaboratif dan inovatif. Agar kamu bisa terus jalani hidup penuh makna bersama keluarga dan sahabat. Now, tomorrow, together.” — Jago

Proyek ini merupakan bagian dari UI/UX Training Program yang diadakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan Skilvul dan Bank Jago sebagai Challenge Partner. Saya tidak bekerja atau diikat dalam kontrak professional oleh Bank Jago.

Jago memberikan brief untuk membuat sebuah fitur baru bernama “Last Wish” yang diharapkan bisa menjadi fitur yang dapat mendukung gaya dan tujuan hidup, bukan sekedar menjual produk keuangan. Project ini dikerjakan secara berkelompok, saya bersama Panji Awwaludi dan Rafi Ramadhan mengerjakan project ini di weekend selama kurang lebih dua bulan.

Background

Saat ini, anak muda atau yang sering disebut generasi milenial belum banyak mengetahui tentang pentingnya asuransi jiwa. Salah satu kemungkinan mengapa orang belum memulai untuk membeli produk tersebut adalah asuransi dianggap sebagai bentuk pesimistis dan menganggap asuransi jiwa belum penting bagi dirinya untuk saat ini. Jika melihat dari asuransi yang dijual di pasaran, produk asuransi biasanya dijual sebagai bentuk tindakan pencegahan dari bencana atau hal buruk yang akan terjadi di masa depan. Selain itu juga sebagai proteksi untuk keluarga yang ditinggalkan jika si pencari nafkah ini meninggal. Sebagian orang masih memposisikan ke aspek negatif, tanpa memandang ke cara yang positif untuk menganggap asuransi jiwa dapat menjamin kehidupan yang seru dan menyenangkan tanpa khawatir tentang kematian.

UX Goal

Harapannya dengan adanya fitur last wish ini, user dapat dengan mudah mendapatkan akses informasi dan membuat asuransi jiwa.

Design Process

Design Thinking: A 5 Stage Process (Interaction Design Foundation)

Kelompok 8 menggunakan metode Design Thinking yang diprakarsai oleh David Kelley dan Tim Brown. Design thinking adalah metodologi desain yang dikembangkan dengan pendekatan berbasis solusi untuk menyelesaikan masalah. Ini sangat membantu untuk mengatasi masalah kompleks yang belum jelas atau tidak diketahui. Mulai dengan memahami kebutuhan user, membingkai ulang masalah dengan fokus pada user, menciptakan banyak ide melalui sesi brainstorming, dan melakukan pendekatan langsung. Selain itu juga ada proses prototype dan testing (Interaction Design Foundation, 2021).

Empathize

Pada tahapan ini saya berempati sebagai user terkait asuransi jiwa yang mungkin sebagian orang juga merasakan hal ini.
- User belum mengetahui pentingnya asuransi jiwa
- Asuransi jiwa dianggap pesimistis
- Belum tahu platform yang cocok untuk membeli asuransi jiwa
- Ribetnya mengurus asuransi jiwa

Define

Pada tahap ini, kami menghasilan beberapa pain point dan how might we

Kami melakukan voting terhadap how might we yang sudah ditentukan dan kami mengambil How Might We: Bagaimana membuat rencana finansial atau produk asuransi yang mudah untuk generasi muda? Sebagai problem statement yang akan dilanjutkan ke tahap berikutnya.

Ideate

Solution Idea
Setelah menentukan How Might We, kita lanjut beimajinasi untuk menentukan hal atau fitur apa yang bisa membantu menyelesaikan permasalahan kita. Pada tahapan ini kami benar-benar mengeksplorasi ide-ide yang ada dipikiran kita.

Solution Idea

Affinity diagram
Setelah itu kami kelompokkan ide-ide tersebut sesuai dengan tema dari fitur tersebut.

Affinity Diagram

Prioritization Idea
Setelah dikelompokkan, kami susun berdasarkan skala prioritas. Kita kelompokkan berdasarkan user value dan effort.

Prioritization Idea

Kita mengambil fitur yang ada di YES, DO IT NOW untuk dilanjutkan ke tahap berikutnya.

Prioritization Idea — Yes, Do It Now

Crazy8
Crazy8 adalah salah satu metode untuk brainstorming design. Mengumpulkan ide sebanyak-banyaknya dan merangsang otak Anda untuk menemukan ide lainnya (Dwinawan, 2016). Kami melakukan brainsotrming fitur rekomendasi dengan metode Crazy8.

Crazy8 by Ginanjar Ramadhan

Prototype

Pada tahap ini, kami melakukan desain wireframing (low-fidelity) dan design UI (high-fidelity).

User Flow
Sebelum memasuki tahap desain, kami membuat user flow terlebih dahulu untuk mengetahui alur dari pengguna ketika menggunakan fitur Jago Last Wish.

User Flow Fitur Jago Last Wish

Wireframing (Low-Fidelity)

Design (High-Fidelity)

Prototype

Testing

Setelah prototype selesai, kami melakukan pengujian. Tujuannya adalah untuk memvalidasi hasil desain UI dan mengetahui permasalahan user ketika menggunakan fitur last wish. Karena waktu yang terbatas, kami hanya meng-interview satu orang yang sesuai dengan karakteristik yang sudah ditentukan Bank Jago.

Customer Journey Map
Dari research yang sudah dilakukan, didapat beberapa temuan terkait fitur last Wish.

Customer Journey Map

Reflection

Pada saat mengerjakan project ini, saya belajar banyak hal. Bagaimana menemukan sebuah ide, solusi yang efektif yang sesuai dengan kebutuhan pengguna, dan kerjasama tim. Namun, masih banyak hal yang tidak terpikirkan saat proses pengerjaan, sehinga masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki.

--

--